Jakarta, CNBC Indonesia – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memproyeksikan penjualan mobil tahun ini bisa naik jadi 1,1 juta unit secara wholesales atau pabrikan ke dealer resmi.
Dengan begitu, penjualan mobil nasional tahun ini kemungkinan belum akan memecahkan rekor 10 tahun lalu.
Seperti diketahui, sepanjang tahun 2023 lalu, penjualan mobil tercatat turun 4,03% atau 42.238 unit menjadi 1.005.802 unit dibandingkan tahun 2022 lampau.
Gaikindo mencatat, Indonesia merupakan pasar otomotif terbesar di Asean dengan porsi mencapai 31% pada tahun 2022. Disusul Thailand dengan penjualan tercatat 849.388 unit dan Malaysia sebanyak 720.658 unit.
Dari total 3,42 juta unit penjualan mobil di ASEAN tahun 2022, Singapura bahkan tak masuk dalam 5 besar pasar mobil. Dengan hanya mencatatkan penjualan sebanyak 42.550 unit.
Demikian mengutip bahan paparan Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara dalam Diskusi Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Selasa (16/1/2024).
Dokumen itu mencatat, sepanjang tahun 2022, kapasitas produksi pabrik mobil di Indonesia tercatat mencapai 2.108.465 unit, menyerap sekitar 1,5 juta orang pekerja.
Produksi mobil tahun 2023 tercatat sebanyak 1,395 juta unit, lebih rendah dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 1,470 juta unit.
Dalam 10 tahun terakhir, produksi mobil nasional tercatat selalu di atas 1 juta unit per tahun. Namun pada tahun 2020, produksi mobil cetak kinerja terendah akibat pandemi Covid-19. Kala itu, produksi mobil hanya sebanyak 650.150 unit dan penjualan sebanyak 532.027 unit, terendah sejak tahun 2013.
Di sisi lan, data Gaikindo menunjukkan, penjualan mobil nasional sejak tahun 2013 juga selalu di atas 1 juta unit. Kecuali tahun 2020 saat pandemi Covid-19 masih berlangsung dan tahun 2021 saat pasar mulai mengalami pemulihan. Penjualan mobil nasional tahun 2021 tercatat melonjak jadi 887.202 dibandingkan tahun 2020.
Tren 1 Dekade
Tahun 2013 tercatat sebagai tahun penjualan mobil tertinggi dalam 1 dekade terakhir. Gaikindo mencatat, penjualan wholesales sebanyak 1.229.811 unit.
“Penjualan tertinggi sebesar 1,23 juta pada tahun 2013 tersebut terjadi ketika pertumbuhan ekonomi mendekati 6% per tahun serta adanya program KBH2/LCGC (kendaraan hemat energi dan harga terjangkau/ low cost and green car),” tulis Kukuh dalam paparannya.
Penjualan mobil nasional yang stagnan sekitar 1 juta unit diakui menjadi salah satu tantangan industri otomotif RI. Belum lagi, negara pesaing semakin agresif mempertahankan industri kendaraan di dalam negerinya.
“Daya beli sebagian besar pengguna mobil yang berada di sekitar Rp300-400 juta ditengarai sebagai faktor membuat penjualan mobil tidak bergerak dari level 1 juta unit,” demikian catatan Gaikindo dikutip dari sumber sama.
Untuk itu, sejumlah peluang harus dimanfaatkan. Diantaranya, pertumbuhan kelas menengah di RI, pembangunan infrastruktur, hingga rasio kepemilikan mobil di RI yang masih rendah sekitar 99 mobil per 1.000 penduduk. https://cekikikan.com/