Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menyatakan masih menemui sejumlah dilema dalam memperbaiki birokrasi di Indonesia. Salah satunya adalah Aparatus Sipil Negara yang masih betah berada di zona nyaman.
“Banyak yang mengharapkan corruption index kita meningkat, kemudian e-government diminta meningkat, tapi pada saat yang sama para ASN juga banyak yang masih di zona nyaman,” kata Sekretaris Kementerian PANRB Rini Widyantini, dalam acara Taspen Day di Jakarta, Selasa, (16/1/2024).
Rini mengatakan padahal reformasi birokrasi ini amat diperlukan untuk perbaikan layanan kepada masyarakat dan mengejar target perekonomian Indonesia. Dia mengatakan Indonesia diprediksi menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia dalam beberapa tahun mendatang. Namun, karena ASN masih betah berada di zona nyaman, maka ada kecenderungan untuk takut perubahan.
Meski demikian, dia mengakui bahwa karakter ASN yang betah di zona nyaman bukan satu-satunya masalah yang dihadapi. Dia mengatakan sistem anggaran juga masih lemah, sehingga belum bisa memastikan kesejahteraan para ASN.
“Sistem anggaran ASN juga masih lemah sehingga kesejahteraan ASN kurang banyak diperhatikan,” kata dia.
Dia menuturkan praktik menarik ASN ke dalam ranah politik jadi masalah selanjutnya. Menurut dia, hal ini bisa merusak profesionalitas ASN. “Lalu politisasi ASN juga menjadi masalah,” kata dia.
Selain itu, Rini mengatakan masalah lainnya dalam reformasi birokrasi yang terkait dengan ASN di antaranya praktik jual-beli jabatan, dan masalah tenaga non-ASN yang belum selesai.
“Banyak lagi masalah ASN yang jauh dari kata ideal, tetapi kita sebagai ASN dituntut agar birokrasi bisa lebih berkelas dunia,” kata dia. https://mendapatkankol.com/