Jakarta, CNBC Indonesia – Indikator kesehatan AJB Bumiputera 1912 terpantau terus mengalami penurunan signifikan, terutama pada rasio risk-based capital (RBC). RBC Bumiputera tak kunjung membaik meski Rencana Penyehatan Keuangannya (RPK) terus berjalan.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2023, RBC atau ukuran tingkat keamanan finansial Bumiputera mencapai -774,41%. Angka ini terus tertekan dari tahun sebelumnya sebesar -631,78%. Perlu diingat, RBC tersebut jauh di bawah standar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%.
Dari segi permodalan, perusahaan asuransi ini mencatat total aset sebesar Rp10,41 triliun per akhir Desember 2023, mengalami penurunan 3,91% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan aset ini terutama dipicu oleh investasi yang merosot 5,69% secara tahunan (yoy), dari semula Rp 7,16 triliun menjadi Rp 6,75 triliun pada Desember 2023.
Di sisi lain, perusahaan tercatat memiliki utang sebesar Rp 8,56 triliun pada Desember 2023. Jumlah ini melonjak 18,89% dari tahun lalu. Sebagian besar liabilitas dikontribusi oleh utang klaim yang mencapai Rp 7,88 triliun.
Dari segi liabilitas dan ekuitas, perusahaan sama-sama mencatat peningkatan menjadi masing-masing sebesar Rp 14,38 triliun dan Rp 3,97 triliun.
Dari sisi top line, pendapatan premi Bumiputera per Desember 2023 mencapai Rp 688,85 miliar, mengalami penurunan tajam 41,30% dari Rp 1,17 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini berdampak pada total pendapatan perusahaan yang turun 62,3% menjadi Rp 853,4 miliar dari Rp 2,26 triliun pada tahun sebelumnya.
Sementara itu klaim dan manfaat yang dibayarkan oleh AJB Bumiputera 1912 mencapai Rp 2,07 triliun, mengalami peningkatan 9,29% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan demikian, rugi komprehensifnya mencapai Rp 978,87 miliar per 31 Desember 2023. Hal ini menunjukkan perubahan drastis dibandingkan dengan tahun lalu yang mencetak laba sebesar Rp 971,81 miliar. https://gunakanlah.com/wp/